Q8kJ7IJX2ofCtqiT3cRtmv6yIJqPz134CnCrZZ01

Menu Navigasi

Kempek Online

Media Dakwah Santri NUsantara

Iklan Sidebar

Trending

Kyai Jarang Engkeg

kempek online kyai jarang engkeg
Ilustrasi
Maroko, -

Sudah dari awal musim panas kemarin tetangga di sebelah pondok kami memasang musik dengan nada agak kencang, jaraknya tidak terlalu jauh, hanya beberapa meter saja dari pintu gerbang pondok, bahkan kalau kita tengok lewat jendela, lampu gaya musik malam terlihat begitu terang.

Menurut santri senior, hal ini sudah berjalan sudah cukup lama dan akan berlanjut sampai musim panas berakhir.

Awalnya mereka memulainya dari selepas sholat ashar sampai tengah malam, dan ini berubah ketika bulan puasa, durasinya bertambah sampai jam dua dini hari, bagi mereka mungkin tak mengapa, tapi menjadi masalah karena paginya kita harus bangun untuk nderes melanjutkan halaman kemarin, kita harus curi waktu untuk menggantikan jam tidur yang hilang malam tadi.

Saya pernah komplen sama salah seorang senior, Kang Nabil namanya, tentang kebisingan ini, namun menurutnya, dulu pengurus kita juga pernah komplen sama tetangga kita ini, dia bilang kita di sini terganggu karena musik sampean yang kencang, mereka malah tidak menggubris kami begitu tuturnya, padahal kalau kita mau kita bisa laporkan mereka sama phak keamanan desa, begitu tambahan Kang Nabil.

Dan mungkin ini juga sudah di ketahui oleh sesepuh di komplek ini, tapi wajarnya orang disini, mereka keras kepala, apa mungkin karena mereka tinggal di kota, sehingga mereka melakukan hal apa saja semaunya sebagai pembeda dari penduduk desa, padahal di tempat teman saya tinggal juga tidak seperti ini.

Mungkin karena kyai di sini jarang jalan-jalan sekeliling kampung, atau bahasa Cirebonnya Engkeg jadi jarang tahu apa yang sedang terjadi di sekeliling kampung.

Namun pengalaman saya ini bukan terjadi di Indonesia, tapi di daerah  Roshif, kota Fes Maroko, saat itu saya masih mengaji Al-Qur’an dan tinggal di Madrasah An-Nahda di kota yang sama, ibukota ilmunya Maroko, dalam bahasa arab di istilahkan ‘Ashimatul ‘ilmiyyah, kota dimana Universitas pertama dan tertua di dunia di dirikan, Universitas Al-Qurawiyin di dirikan pada tahun 859 M oleh Fathimah Al-Fihri  perempuan yang berasal dari kota Qairawan, Tunisia.

Ini mengingatkan saya ketika saya naik taksi dari bilangan Madinah jadidah Fes ke arah Jnan Sabil untuk mengikuti kegiatan Muktamar Shufi sebelum bulan puasa kemarin, kebetulan waktu itu saya sendirian yang jadi penumpang bapak-bapak usianya sekitar lima puluhan tahun, kita mulai dengan kalimat basa-basi, sampai ia nanya asal saya, saya jawab saya dari Indonesia.

Oh… kamu dari Indonesia, jawabnya sumringah, di sana orang muslim banyak banget yah…

Mohon maaf sebenarnya percakapan kita menggunakan bahasa Arab,  tetapi supaya lebih mudah di pahami, maka saya menceritakan dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana

Alhamdulillah enggih katah pak, jawabku sopan.

Dia langsung nyaut, di sini ulama juga banyak, banyak sekali, dia mengulanginya, tapi ketika kita keluar dari rumah, kita menemukan banyak musykilah atau problem yang rumit yang susah untuk di selesaikan.

Saya pikir, baru keluar saja sudah banyak masalah, apalagi ceramah di depan banyak orang sampai berjam-jam apalagi sampai tiga pagi, mungkin ia langsung di suruh pindah Negara, dan dikira muridnya Cak Nun yang lagi nyasar di Fes.

Nahda Fes, 21 agustus '17.
Oleh Syibli Nasrullah.
Penulis adalah Santri KHAS Kempek lulusan tahun 2013.


Related Posts
Kempek Online
Media Informasi Pondok Pesantren Kempek

Related Posts