Q8kJ7IJX2ofCtqiT3cRtmv6yIJqPz134CnCrZZ01

Menu Navigasi

Kempek Online

Media Dakwah Santri NUsantara

Iklan Sidebar

Trending

Moderasi Dalam Pendidikan Pesantren

pondok pesantren kempek cirebon
Pentas Lajnah PonPes Kempek

Oleh: Siti Jubaidah

Peserta Pelatihan Jurnalistik Kempek Online

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia, keberadaanya yang menjadi basis penyebaran Islam di Indonesia menyebabkan pesantren masih eksis hingga kini, kemunculan pesantren sendiri tak lepas dari peran Walisongo dalam mensyiarkan Islam.

Selain menjadi basis penyebaran Islam, pendidikan yang ditawarkan pesantren juga sangat menarik karena santri tidak hanya belajar seputar ilmu keagamaan saja tetapi diajarkan juga ilmu-ilmu umum lainnya.

Pesantren memiliki nilai lebih dibanding lembaga pendidikan lain di Indonesia karena santri yang mondok akan mengalami proses kemandirian, berpikir kritis, menghargai perbedaan pendapat dan latar belakang sebab hidup di lingkungan yang plural dan multikultural dalam satu tempat.

Pengalaman hidup berdampingan dengan teman dan lingkungan baru ini menjadi pembelajaran berharga bagi seorang santri sehingga bisa membentuk perilaku atau kebiasaan saling menghargai perbedaan. Selain perbedaan latar belakang, santri juga biasa belajar tentang perbedaan pendapat melalui kajian kitab klasik (kitab kuning) yang rutin di gelar di pesantren.

Maka tidak heran jika lulusan pondok pesantren sangat menjunjung tinggi sikap tasamuh dalam kehidupan sosialnya.

Mengutip Ahmad Syarif Yahya dalam bukunya yang berjudul Ngaji Toleransi, keistimewaan pesantren dalam hal mampu menjaga soliditas kehidupan beragama dan bernegara adalah berangkat dari dua hal yang mengasasi, yaitu metode dan materi pembelajaran agama.

Dalam metode pembelajaran, secara teoritis pesantren menggunakan perpaduan naql (teks firman dan sabda) dan aqli (rasionalitas) seperti; konsesnsus pendapat (ijma’), deduksi analogis (qiyas), kausa (ta’lil), kontekstualisasi, sebab turunnya sebuah nash (asbab an-nuzul) dan lainnya.

Dari ini kemudian menghasilkan pemahaman dan pengamalan Islam secara tawasuth (sikap tengah), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran). Manhaj ini adalah manhaj tengah, diantara manhaj muslim kanan yang menuhankan teks atau literal-historikal, sehingga melahirkan radikalisme, dan manhaj muslim kiri yang menuhankan rasio, sehingga melahirkan ide liberalisme.

Adapun metode pembelajaran secara aplikatif, pesantren memiliki tradisi berpikir secara berjamaah atau musyawarah, biasa disebut bahtsul masail (pembahasan masalah). Kaum pesantren lebih mengedepankan musyawarah ketimbang model fatwa yang cenderung subjektif dan tidak konstektual, terutama jenis fatwa impor.

Selain metode dan materi, peran pimpinan pondok pesantren juga berpengaruh terhadap santri, biasanya mereka akan menjadikan pengasuh atau pun ustadz di pesantren sebagai role model dalam bersikap.

Pada akhirnya pembelajaran dan pengalaman hidup di pesantren ini yang kemudian membentuk sikap toleransi, meskipun terkadang para santri tidak menyadarinya namun pendidikan ala pesantren pada intinya tidak menutup diri dari keberagaman pendapat termasuk toleransi beragama.

Related Posts
Kempek Online
Media Informasi Pondok Pesantren Kempek

Related Posts