Pandemi covid-19 telah membuat heboh dunia, pemecatan karyawan yang tidak pernah diduga membuat angka pengangguran kian menambah. Tempat-tempat ramai mulai ditutup. Dengan adanya wabah virus Corona, pemerintah memberikan himbauan kepada masyarakat agar segala aktivitas, mulai dari belajar, bekerja sampai beribadah, semuanya harus dilakukan di dalam rumah.
Sebagai ikhtiar memutus rantai penyebaran virus Corona, saat ini pemerintah juga telah memberlakukan social distancing dan phisycal distancing bagi masyarakatnya.
Berhubungan dengan hal tersebut, kami para santri pun ikut dipulangkan dari pondok pesantren, bahkan sampai batas waktu yang tidak bisa dipastikan. Mengingat, tidak ada yang tau akan sampai kapan virus ini ada di Indonesia.
Jujur saya merasa sedih dengan keadaan yang tengah kita hadapi ini.
Sebab, kegiatan-kegiatan Ramadan yang biasanya sudah terjadwal rapih di pondok pesantren, seketika berubah. Santri yang biasanya berlari, saling mendahului satu sama lain pergi ke majlis untuk mengaji kepada Kiai, tahun ini, tidak dapat kami rasakan.
Begitupun dengan tradisi ngantri untuk mandi dan makan bersama.
Tetapi, walaupun kegiatan belajar di pondok pesantren dihentikan dan semua santri dipulangkan ke rumahnya masing-masing, para Kyai berpesan kepada kami untuk tetap belajar, melakukan hal-hal positif serta menghafal ilmu-ilmu yang telah kami pelajari di pesantren. Supaya tidak lupa.
Dengan semangat yang sama, Ramadan kali ini, para Kyai dan pengurus pondok pun berinisiatif untuk tetap mengadakan pasaran atau pesantren kilat (paskil) dengan sistem daring/online. Dengan begitu, para santri yang ada di rumah tetap bisa ngaji dan mengikuti pasaran seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dengan diadakannya ngaji pasaran online, kami merasa beruntung. Walaupun kami harus tetap dirumah aja, kami masih bisa mengikuti ngaji pasaran plus bisa sambil melakukan hal-hal yang menyenangkan. Misalnya, mendengarkan kajian sambil beres-beres, masak, ngedit desain, ngedit tulisan dan hal lainnya.
Ternyata ketika kita melakukan hal-hal lain sambil mendengarkan kajian itu mampu menghilangkan kejenuhan. Saya jadi ingat, ketika mengaji di pondok, biasanya setiap santri harus mendengarkan dan fokus kepada Kyai yang tengah menjelaskan pelajaran.
Sehingga tidak jarang jika ada santri yang tidur, ngobrol, dan melamun pada saat mengikuti pengajian. Mungkin penyebabnya adalah jenuh.
Saya pun kadang-kadang begitu. Maklum lah ya, nama nya juga masih belajar. He
Tetapi, saat ngaji di rumah dengan sistem online begitu, menurut saya tidak ada salah nya jika mengaji sambil melakukan hal-hal lain yang bisa menjaga mood kita tetap baik. Sehingga kita bisa mengikuti dan meyimak pelajaran sampai selesai.
Terakhir, di masa yang serba sulit ini, kita harus tetap percaya bahwa segala sesutau pasti ada hikmanya. Dan sebagai santri kita juga harus tetap kreatif, produktif serta melakukan hal-hal positif seperti ngaji dan mengulang pelajaran.
Semoga dengan tekad para santri yang kuat dalam menjaga iqtiqomah mengaji, serta ketulusan Kyai mendoakan kesehatan bumi kita ini, Allah SWT senantiasa segera mencabut virus Corona dari Indonesia dan negara-negara yang lainnya.
Sehingga dunia kembali pulih dan kita bisa menjalani kehidupan yang normal seperti biasanya. Para santri bisa kembali menimba ilmu di pondok pesantrennya masing-masing dengan rasa aman, nyaman dan bahagia. Amiin ya Rabbal’alamin.[]
Oleh : Ajirun
Editor : Fitri Nur'azizah, M.Lutfi Abdul Aziz.