Q8kJ7IJX2ofCtqiT3cRtmv6yIJqPz134CnCrZZ01

Menu Navigasi

Kempek Online

Media Dakwah Santri NUsantara

Iklan Sidebar

Trending

Tradisi dan Budaya Pondok Pesantren Kempek Selama Bulan Ramadhan


tamrinul idaroh ponpes kempek
Tamrinul Idaroh

Dalam buku yang berjudul “Tokoh Besar Di Balik Layar (Biografi Almarhum KH. Idris Kamali)” terbitan dari pusaka Tebuireng, menjelaskan sejarah singkat tentang awal mula berdirinya Pondok Pesantren Kempek Cirebon. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa PonPes Kempek ini sudah berdiri sekitar tahun 1908 masehi.

Sejarah Singkat Pondok Pesantren Kempek

Dalam Kisahnya, Mbah Harun yang merupakan salah satu putra dari kiai asal Pekalongan bernama Kiai Abdul Jalil, telah melakukan sebuah perjalanan menuju arah selatan.
Setelah melewati beberapa perkampungan, kemudian beliau tiba di daerah Benteng. Namun, dalam persinggahannya, Mbah Harun merasa tertarik untuk mendatangi desa kecil yang berada di bagian barat.
Tanpa berpikir panjang, Mbah Harun pun segera menuju desa kecil yang bisa dibilang cukup angker dan mistik yaitu desa Kempek. Setelah sampai di sana, beliau merasa ada sesuatu yang aneh dengan tanah yang diinjaknya.
Tanah yang diinjak oleh Mbah Harun seketika bergetar seraya mengucapkan salam, sebagai tanda penghormatan. Kemudian beliau pun membalas salam dan terus berinteraksi dengan tanah tersebut.
Alhasil Mbah Harun memutuskan untuk melakukan dakwah menyebarkan ajaran Islam dengan mendirikan pesantren di desa yang diberi nama Kempek.
Setelah mengetahui SejarahSingkat Pondok Pesantren Kempek, akan lebih seru kalau kita juga mengetahui tradisi dan budaya apa saja yang ada dan masih aksis sampai saat ini di Pesantren Kempek.
Tapi, sebelum kita membahas tentang tradisi dan budaya Kempek. Ada baiknya kita ulas dulu pengertian budaya dan tradisi. Karena, masih banyak dari kita yang salah persepsi mengenai pengertian dan perbedaan dari kedua kata tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa Tradisi merupakan adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam Masyarakat. Adapun arti dari Budaya adalah pikiran, akal budi, dan hasil. Kira-kira begitu, perbedaan kedua kata tersebut.
Beberapa waktu lalu saya telah mewawancarai salah satu pengurus Pondok Pesantren Kempek terkait apa saja tradisi dan budaya yang ada di pondok ini.
Hasil dari wawancara tersebut, beliau menjelaskan bahwa setidak nya ada 3 tradisi dan budaya yang dari dulu sampai sekarang masih biasa dijalankan oleh para santri, baik putra dan putri selama bulan ramadhan.

Idaroh Tradisi Pesantren Kempek Pada Bulan Ramadhan

Yang pertama, Tamrinul Idaroh dan Idaroh yaitu
, salah satu fase dalam membaca al-Qur’an. Bagi teman-teman yang sudah lulus khataman al-Qur’an, mungkin kedua istilah ini cukup familiar.
Namun, bagi teman-teman yang belum tau, mari kita simak penjelasan mengenai istilah Tamrinul Idaroh dan Idaroh yang terdapat dalam situs Kempek Online.
Disana telah dijelaskan bahwa secara bahasa Idaroh diambil dari kata در يدور دورا yang berarti berpusat, berulang, atau berkeliling.
Sedangkan secara istilah berarti الاءدارة yaitu membaca al-Qur’an secara berputar atau bergantian menggunkan dua imam Qiro’at yaitu Imam Hafs dan Imam Syu’bah dihadapan Kiai Pondok Pesantren Kempek Cirebon sebagai tahap akhir dalam prosesi khataman al-Qur’an Kempek.
Sebelum melaksanakan idaroh yang sistemnya berhadapan langsung dengan Kiai Pondok, para khotimin al-Qur’an wajib untuk mengikuti proses latihan idaroh yang biasa di sebut tamrinul idaroh.
Tamrinul idaroh adalah pelatihan tata cara pembacaan khilaf (perbedaan) yang terdapat dalam al-Qur’an menggunakan Qiro’at Imam 'Ashim, riwayat' Imam Hafs dan Imam Syu’bah.

Engkeg, Ngabuburit Ala Santri Kempek

Dilansir dari berbagai sumber kata "Ngabuburit" sendiri berasal dari bahasa sunda yang memiliki artian menunggu waktu sore tiba. ngabuburit sendiri menjadi tradisi baru masyarakat di Indonesia khusunya ketika bulan ramadhan tiba, menginjak masa milenial dewasa ini, lalu apakah di ponpes kempek memiliki tradisi serupa ? Tentu saja iya dan menjadi tradisi kedua sepanjang bulan ramadhan.
Tradisi untuk menghiasi bulan ramadhan yang ada di Ponpes Kempek dikenal para santri dengan istilah "engkeg". Setiap santri diperbolehkan untuk jalan-jalan di sekitar lingkungan pondok untuk jajan sambil menunggu adzan magrib dikumandangkan.
Selain pada bulan ramadhan, tradisi engkeg ini juga biasa dilakukan ketika acara haul dan khataman. Pokoknya seru deh.
Kemudian tradisi yang ketiga adalah sholat tarawih. Mungkin tradisi ini sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat muslim di Indonesia bahkan dunia. Begitu pun di pondok pesantren Kempek, semua santri wajib mengikuti sholat tarawih berjamaah.

Tarawih & Witir Di Kempek

Sekedar informasi, untuk shalat tarawih di Pondok Pesantren Kempek, khususnya di pondok putra asuhan Abuya KH. Moh. Nawawi Umar, shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 31 rakaat. 20 rakaat tarawit dan 11 witir. Hal ini sudah dilakukan semenjak dahulu dan sudah menjadi tradisi di Pondok Pesantren Kempek.
Akan tetapi untuk bulan ramadhan 2020, shalat witir dan tarawih di Ponpes Kempek hanya 23 rakaat.
"Untuk tahun ini witirnya 3 rakaat saja ya". Tutur Abuya saat shalat tarawih pertama di bulan Ramadhan.
Itu lah 2 tradisi dan budaya yang selalu kami laksanakan selama bulan ramadhan di pondok pesantren Kempek. Semoga bermanfaat.[]
Oleh : Ani Cahyani
Editor : Fitri Nur'azizah, Lutfi
Related Posts
Kempek Online
Media Informasi Pondok Pesantren Kempek

Related Posts