Q8kJ7IJX2ofCtqiT3cRtmv6yIJqPz134CnCrZZ01

Menu Navigasi

Kempek Online

Media Dakwah Santri NUsantara

Iklan Sidebar

Trending

Buku Kegiatan Ramadan: Kenangan Yang Hampir Hilang

Masih terngiang saat duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama ada hal yang tak pernah tertinggal ketika Ramadan tiba. Guru Agama Islam akan memberikan sebuah buku catatan amal bak Malaikat Rakib dan Malaikat Atid untuk menemani hari-hari di bulan suci. Apalagi kalau bukan Buku Kegiatan Ramadan.

Berburu tanda tangan buku kegiatan ramadan pdf word
Berburu tanda-tangan (Dok. Pribadi)

Untuk anak-anak generasi 90an pasti tak asing dengan buku ini. Buku yang dilapisi cover ala-ala Ramadan dengan kertas kusam seperti koran, ada juga yang menggunakan kertas putih. Apapun jenis kertasnya yang terpenting di dalamnya terdapat lembaran-lembaran yang wajib diisi oleh siswa selama Bulan Ramadan.

Lembar pertama biasanya terdapat identitas pemilik buku dilanjutkan rangkuman doa-doa yang biasa dibaca ketika Ramadan seperti niat berpuasa, doa ketika berbuka puasa, niat shalat tarawih, hingga niat Shalat Idul Fitri.

Setelah catatan tersebut barulah terlihat catatan amal ibadah yang memuat tabel-tabel yang harus diisi setiap hari selama Ramadan. Kadang dulu saya berfikir, apakah malaikat pencatat amal juga mencatat amal saya ketika mengisi Buku Kegiatan Ramadan ini. Karena saat mengisinya kejujuran sangat menentukan.

Melelahkan memang saat dulu mengerjakannya. Tapi entah kenapa kegiatan itu membuat rindu.

Pengalaman Mengisi Buku Kegiatan Ramadan

Minggu pertama saya semangat sekali untuk mengisi lembaran catatan amal ini. Minggu kedua pun semangat masih membara. Namun setelahnya kegiatan mengisi buku catatan amal ini semakin berat dan membosankan. Apalagi kolom rangkuman ceramah atau kultum ketika khutbah usai shalat tarawih.

Biasanya kolom ini selalu saya isi asal-asalan karena tak tau apa yang harus diisi. Cepatnya penyampaian materi menjadi faktor utama penyebab kolom ini bersih tanpa coretan selain malas menjadi alasan utamanya. Jika tertinggal materi, catatan teman menjadi solusi. Tapi seringnya saya dan teman-teman juga banyak yang kosong. Jadi, ya apa boleh buat. Kami berbakat menjadi pengarang.

Keseruan Berburu Tanda Tangan

Hal paling memorable dari semua kegiatan di Bulan Ramadan ialah ritual meminta tanda-tangan kepada Imam Shalat Tarawih. Kami rela berdesak-desakan untuk mendapatkan paraf dari artis dadakan ini. Pak Ustaz sudah mafhum dengan anak-anak yang berebut minta tanda-tangannya ketika Ramadan tiba. Padahal ia juga tau jika anak-anak ini ketika Tarawih hanyalah biang keributan. Tapi dengan sabar ia memberikan coretan disetiap Buku Ramadan yang diberikan kepadanya.

Ada kejadian yang menyedihkan dan cukup menggelitik ketika diingat kembali semasa SMP mengenai berebut tanda-tangan ini.

Usai Shalat Jum'at, seperti biasa kami berdesak-desakan untuk meminta tanda-tangan dari sang imam. Namun karena saat shalat tadi banyak sekali anak-anak yang ribut, Imam pun enggan memberikan parafnya kepada kami. Selain itu beliau memberikan khutbah tambahan ketika shalat jangan bermain dan ribut. Jika masih saja seperti ini beliau tidak akan memberikan parafnya.

Mendengar itu, saya langsung lemas dan menangis dipojokan masjid. Jujur saja, dulu saya termasuk anak yang rajin, penurut dan pendiam kala itu (entah jika sekarang :D).

Mengingat hal itu saya heran kenapa saya menangis hanya karena tidak diberi tanda tangan oleh Imam. Padahal belum tentu buku ini akan periksa atau menjadi nilai tambah oleh Guru Agama Islam.

Hikmah Buku Kegiatan Ramadan

Tapi itulah asyiknya mengisi Buku Kegiatan Ramadan kala itu. Belajar disiplin menjalankan ibadah walaupun banyak yang tanda-tangannya full tapi jarang terlihat di Musholla :D. Menguji kejujuran anak kecil yang masih polos walaupu tidak ada yang melinat, entah kenapa saya pada saat itu tak mau berbohong (gak tau ya kalau orang lain).

Dengan buku ini juga bisa melatih kesabaran anak. Apalagi dalam mengantri untuk meminta tanda-tangan dari Imam. Walaupun jika ingat-ingat lagi karena buku ini pula kami sering dimarahi oleh Pengurus Masjid / Musholla.

Tradisi Masa Kecil Yang Punah

Hampir 10 tahun lamanya saya tak pernah melaksanakan ibadah puasa di kampung halaman. Banyak sekali perubahan yang ada. Dulu saya yang dimarahi oleh imam karena ribut saat Shalat Tarawih, sekarang saya yang memarahi anak-anak yang rusuh saat Tarawih. Dulu saya yang semangat berkeliling desa untuk membangunkan saur, sekarang saya dibangunkan oleh anak-anak yang berteriak lantang "saur-saur" dengan sarung khas yang menyilang di punggung.

Tapi, ada sesuatu yang hilang. Biasanya setelah Shalat Tarawih anak-anak berhamburan menghampiri imam untuk meminta tanda-tangannya. Namun sekarang ketika shalat usai, semua langsung kembali ke rumah masing-masing. Kemanakah ritual wajib yang mengasyikan itu?.

Penasaran, saya menanyakan kepada anak-anak apakah tidak diberikan Buku Kegiatan Ramadan dari sekolah?. Mereka menjawab tidak ada. Bahkan mereka bertanya apa itu Buku Kegiatan Ramadan?.

Cukup dimengerti karena 2 tahun belakangan ini pandemi yang melanda menyebabkan Shalat Tarawih tidak dilaksanakan di beberapa tempat. Untungnya sekarang Shalat Tarawih bisa dilaksanakan seperti biasanya. Namun tidak dengan pembagian Buku Kegiatan Ramadan. Mungkin tempat lain buku ini masih banyak beredar namun tidak untuk kampung halamanku.

Sangat menyedihkan tradisi yang selalu menemani saat Ramadan kini hilang tak terlihat. Memang ibadah itu tak perlu dicatat di buku. Namun apa salahnya mulai mengajarkan sifat jujur, disiplin dan kesabaran melalui buku ini?.

Mencoba Lestarikan Kembali

Rasa rindu terhadap suasana Ramadan dimasa kecil dulu membuat saya ingin menghidupkan kembali tradisi ini. Tak perlu jauh-jauh. Cukup dengan anak didik sendiri untuk membiasakan mengisi Buku Kegiatan Ramadan.

Sebelumnya saya sudah mencari cetakan Buku Kegiatan Ramadan di internet. Namun ada beberapa hal yang kurang relevan di lingkungan kami dan terlalu banyak lembar halaman yang perlu diisi. Untuk itu saya mencoba menyusun ulang isi Buku Kegiatan Ramadan.

Untuk memulai kembali sesuatu yang sudah lama mati saya hanya menambahkan beberapa halaman yang perlu dilampirnya. Diantaranya yaitu kumpulan doa-doa yang sering dibaca saat Ramadan seperti doa berpuasa, berbuka, niat Shalat Tarawih, Shalat Idul Fitri, dan Zakat Fitrah.

Sedangkan untuk halaman yang perlu diisi oleh anak adalah checklist puasa, Shalat Tarawih, Shalat Fardhu, tadarus Al-Qur'an / Iqro', dan Shalat Idul Fitri.

Teman-teman juga bisa menggunakan Buku Kegiatan Ramadan ini karena sudah disediakan beberapa format PDF dan Word. Jadi bisa di rubah sesuai nama lokasi ataupun madrasah setempat. Silahkan unduh gratis pada tombol tautan dibawah ini :

Daftar Isi Buku Kegiatan Ramadan PDF/Word

  1. Data Pemilik Buku
  2. Kumpulan Doa (Niat Puasa, Niat Berbuka, Niat Shalat Tarawih, Niat Zakat Fitrah, Niat Shalat Idul Fitri)
  3. Checklist Puasa Ramadan
  4. Checklist Shalat Tarawih
  5. Checklist Tadarus Al-Quran
  6. Checklist Ngaji Iqro'
  7. Checklist Shalat Fardu
  8. Form Pelaksanaan Shalat Idul Fitri
  9. Catatan

Dalam file Buku Kegiatan Ramadan PDF/Word ini ada 2 versi. Versi yang pertama ialah versi normal yaitu untuk preview isi keseluruhan buku. Dan versi yang kedua adalah versi untuk cetak. Jadi dalam versi yang kedua ini sudah versi fix untuk dicetak tanpa merubah posisi halaman. Hanya tinggal di print bolak-balik sesuai halaman yang ada.

Total keseluruhan ada 8 halaman (tidak termasuk cover). Jika di cetak bolak-balik maka totalnya ada 4 lembar. Teman-teman hanya tinggal mempeebanyaknya saja. Semoga Buku Kegiatan Ramadan ini bisa bermanfaat dan juga bisa menjadi cikal bakal tradisi lama bisa lahir kembali.

Related Posts
Admin
Penulis Website Kempek Online

Related Posts

Posting Komentar