Q8kJ7IJX2ofCtqiT3cRtmv6yIJqPz134CnCrZZ01

Menu Navigasi

Kempek Online

Media Dakwah Santri NUsantara

Iklan Sidebar

Trending

Profil Dan Sejarah Lengkap Ponpes Kempek Putri 'Aisyah Cirebon

profil dan sejarah lengkap berdirinya ponpes kempek cirebon
Ny. Hj. Aisyah & Romo KH. Umar Sholeh

Berbicara tentang pondok pesantren putri tidak lepas dari peran pondok pesantren putra yang di bangun terlebih dahulu. Wajah dan kelahiran Pondok Pesantren Putri Kempek merupakan respon dari KH.Harun menanggapi tuntutan masyarakat yang ingin anak-anak perempuan mereka memperdalam memperdalam ilmu agama.

Adapun perkembangan selanjutnya diserahkan kepada putra-putri dari beliau selaku generasi penerus dengan mendirikan asrama putri yang memiliki wilayah otonom penuh dengan kebijakan masing-masing pengasuh yang nota bene adalah putra-putri Mbah Harun sendiri.

Dilihat dari sisi pengajaran ilmu agama, antara masing-masing Komplek memiliki kesamaan dalam materi yang dikaji, meliputi: Ilmu-ilmu fiqih, shorof, nahwu, akhlak atau adab, dan lain sebagainya. Yang membedakan antara satu komplek dengan yang lainya adalah sistem KBM yang digunakan, metode pengajaran, kurikulum, pengajian al-Qur’an dan perencanaan pengajaran yang ditetapkan pengasuh lokal.

Sejarah Lahirnya Pondok Pesantren Putri Kempek

Nyai Hindun merupakan anak pertama dari K.H. Muhammad Munawwir dengan Nyai Salimah yang tinggal di Kempek karena menikah dengan dengan K.H. Yusuf Harun (putra pertama dari K.H. Harun Abdul Jalil dengan Ny.Ummi Laila, Kempek Cirebon) dan K.H. Umar Sholeh (putra kedua dari K.H. Harun Abdul Jalil dengan Ny. Mutimmah, Kempek Cirebon). Adapun dari pernikahan Nyai Hindun dan KH. Yusuf melahirkan seorang putri tunggal yang bernama Nyai Hj. Jazilah Yusuf.

Setelah KH. Yusuf Harun wafat dalam usia muda karena sakit cacar, Nyai Hindun menikah dengan KH. Umar Sholeh (adik tirinya KH. Yusuf) atas permintaan guru dan ayahandanya sebagai bukti sam’an watho’atan agar tetap mengembangkan ilmu al-Qur’an di Pondok Pesantren Kempek ( yang sekarang dinamakan dengan Pondok Pesantren Kempek Putra dan al-Munawwiroh).

Juga untuk menjaga tali persaudaraan dan tali kekeluargaan sehingga tidak harus pulang ke Krapyak-Yogyakarta usai ditinggl wafat suaminya, serta untuk menjaga putri tunggal beliau (dari pernikahan dengan kyai Yusuf) yang bernama Nyai Hj. Jazilah Yusuf.

Pada saat itu juga Kyai Umar Sholeh sudah menjadi pewaris tunggal Pondok Pesantren Kempek dalam usia 25 tahun menggantikan kakaknya KH. Yusuf Harun sampai dengan wafatnya Nyai Hindun kira-kira tahun 1975.

Kemudian Pondok Pesantren Putri Kempek dikembangkan oleh putri tunggalnya yaitu Nyai Hj. Jazilah Yusuf. Beliau merupakan sosok yang bersahaja dan suka bersedekah, beliau merupakan seorang putri yang patuh terhadap orang tuanya.

Dibuktikan dengan kesungguhan beliau dalam mengaji dan mempelajari al-Qur’an langsung dengan orang tuanya (KH. Muhammad Munawwir) dan kakaknya yaitu KH. Abdul Qodir (anak ke 5 dari pernikahan K.H.Muhammad Munawwir dengan RA. Mursidah).

Sehingga beliau menjadi sosok yang dikagumi dan dihormati oleh keluarga dan masyarakat. Dari situlah awal penyebaran al-Qur'an yang beliau bawa sampai di Pondok Pesantren Kempek dan berkembang sampai sekarang.

Dalam perkembangan pondok pesantren putri, Ny. Hj. Jazilah Yusuf dibantu oleh sepupunya (cucu dari KH. M. Munawwir dengan Nyai Rumyati) yaitu putra dari Kyai Zaenuddin yang bernama K.H. Hamdan Zaenuddin yang berkembang pada saat ini dikenal dengan Pondok Pesantren Kempek Putri Al-Munawwiroh dan Pondok Pesantren Kempek Putri Al-Husna.

Nama pondok al-Munawwiroh diambil dari nama kakeknya KH. M. Munawwir untuk menunjukkan asal muasal al-Qur’an kempekan. Sedangkan pondok al-Husna diambil dari nama mertua Kyai. Hamdan Zaenuddin (K.H. Hasan Harun) ayahanda Ny.Nafisah Hasan yang merupakan anak dari KH. Harun Abdul Jalil.

Sejarah Pondok Pesantren Putri Aisyah Kempek Cirebon

KH. Umar Sholeh dilahirkan di Kempek pada tanggal 12 februari 1922 M. Beliau adalah salah satu putra Mbah Harun yang berperan besar dalam mengembangkan pondok pesantren. Pribadi yang mengesankan dari beliau adalah sikap sama'an wathaatan terhadap gurunya KH. M. Munawwir bin Abdullah Rosyad senantiasa beliau pegang.

Demi mendapatkan rida sang Kiai hingga pada suatu ketika kakanya (Kiai Yusuf Harun) wafat, yang notabenenya adalah menantu Kiai Munawwir, suami dari putrinya yang bernama Nyai Hindun, beliau diminta untuk menggantikannya (menikahinya).

Hal ini semata-mata untuk menjaga kelangsungan persaudaraan Nyai Hindun agar terus menetap di Kempek tanpa harus kembali ke Yogyakarta untuk mengasuh putri tunggalnya (buah pernikahannya dengan Kiai Yusuf yang Bernama Nyai Jazilah Yusuf).

Pada saat bersamaan Kiai Umar meminang Nyai Aisyah (lahir pada tanggal 17 juli 1943 M) salah satu putri dari pasangan KH. Ahmad Syathori dan Ny Hj. Masturoh dari Arjawinangun sekarang dikenal dengan nama Pondok Pesantren Darut Tauhid. Beliau dilahirkan sebagai putri ketiga dari enam bersaudara, yaitu:

  1. Hj. Chunainah Syathori berdiam di Pondok Pesantren Dar al-Tauhid Arjawinangun dan diperistri oleh KH. Baidowi (alm)
  2. Salma Syathori (almh) berdiam di Pondok Pesantren Dar al-Tauhid Arjawinangun, diperistri oleh Kiai Muhammad Asrofudin (alm).
  3. Hj. Aisyah Syathori (almh) berdiam di Ponpes Kempek dan diperistri oleh KH. Umar Sholeh Kempek (alm).
  4. Hj. Dhuroh Syathori berdiam di PP. Jampi Darul Quran, sekarang tinggal di Arjawinangun.
  5. Hj. 'Izah Syathori (almh) berdiam di PP. Banpen Pori Babakan Ciwaringin dan diperistri oleh KH. Fuad Amin (alm).
  6. KH. Abdurrohman Ibnu Ubaidillah Syatori berdiam di Pondok Pesantren Dar al-Tauhid Arjawinangun dan memperistri Nyai Faudiyah Subang.

Ketika Nyai Aisyah berumur kurang lebih 9 tahun pada saat masih SR (Sekolah Rakyat), beliau dipinang oleh KH. Umar Sholeh dari Kempek. Pada saat itu beliau belum mengerti arti dari sebuah pinangan, sehingga apabila ada KH. Umar Sholeh Kempek silarurahim ke Nyai Aisyah, Nyai Aisyah masih asyik bermain dengan teman sebayanya.

Hubungan keluarga antara Nyai Aisyah dengan KH. Umar adalah ibunya KH. Umar (Nyai Mutimah binti KH. Nawawi atau glembo Babakan) adik kandung dari Kiai Adza'i, sedang Kiai Adza'i adalah ayah dari Nyai Masturoh, ibunda dari Nyai Aisyah.

Nyai Aisyah resmi menjadi istri Kiai Umar tepat pada tahun 1956 (usia kurang lebih berusia 13 tahun). Setelah 4 tahun dari pernikahannya beliau melahirkan putra pertama pada 23 september 1960 di Arjawinangun yaitu KH. Muhammad Nawawi.

Semenjak menikah kegiatan pengajian kempek dipindahkan ke-Arjawinangun, sehingga banyak santri Kempek ngelaju berjalan kaki atau menggunakan sepeda dari Kempek ke-Arjawinangun.

Karena kondisi yang seperti itu tepatnya setelah menyapi anaknya pada tanggal 1 april 1963. KH Umar Kembali ke Kempek dengan membawa anak dan istrinya. Beliau menempati rumah peninggalan KH. Harun bersama keluarga lainnya yaitu bersama Nyai Sukaenah dan anak-anaknya (adik KH. Umar).

Dengan demikian berkembangnya santri kempek dan kondisi yang mengharuskan pindah Kiai Umar membangun rumah tepat disebelah Kiai Harun yang akan menjadi cikal bakal pengembangan pesantren putri.

Rumah tersebut dibangun secara sederhana dengan dua kamar, satu kamar untuk keluarga dan satu kamar lagi untuk pondok putri. Rumah tersebut berkembang menjadi area asrama putri, dimana berkat asih asuhnya santri berduyun-duyun mesantren di pondok pesantren putri asuhan Ny. Hj. Aisyah, yang dulu lebih dikenal dengan sebutan Pondok Mi'is.

Dalam perkembangannya Pondok Mi'is diberi nama Pondok Pesantren Putri Aisyah dengan menisbatkan nama Ny. Hj. Aisyah.

Kemudian Pondok Pesanten Putri Aisyah dikembangkan oleh KH. Muhammad Nawawi dan Nyai Hj. Afwah Mumtazah (menantu Nyai Hj. Aisyah Syatori sekaligus ponakannya).

Banyak perubahan dan perombakan yang dilakukan yang dilakukan pada masa Nyai Hj Afwah Mumtazah seperti:

  1. Pendirian Madrasah Takhosus Lil Banat (MTLB) untuk mengkoordinir sistem pengajaran terpadu di Pondok Pesantren Putri Aisyah Kempek yang telah dirintis sejak masa Walid (KH. Umar Sholeh) masih aktif, dan atas dasar restu dan rida beliau.
  2. Pembangunan Majlis Khufadz (tahfidz) yang merupakan cita-cita Walid sejak dulu ketika merenovasi rumah Mbah Harun (sekarang rumah Buya) untuk dijadikan tempat bagi santri yang berniat untuk menghafalkan al-Quran, karena niat dan cita-cita tersebut walid tak segan-segan memfasilitasinya sampai akhirnya atas berbagai pertimbangan dan kebutuhan dibangunlah majlis khufadz pada tahun 1997.
  3. RA (Raudhatul Athfal) An-Najah dengan pertimbangan tidak ada sekolah setingkat taman kanak-kanak di Desa Kempek. Gedung RA sengaja dibangun berada di luar Pondok Pesantren agar masyarakat desa kempek ikut berpartisipasi dalam pendidikan anak.

Dalam pengajaran al-Quran Pondok Pesantren Putri Aisyah atau yang dikenal dengan Pondok Mi'is masih mengikuti pengajian al-Quran Ny. Hj. Jazilah Yusuf. Walaupun di pondok Aisyah sudah terpusat namun demi untuk menghormati dan ngalap barokah pengajian pada Ny. Hj. Jazilah dilaksanakan pada pagi hari setelah jama'ah solat subuh, dan di pondok putri Aisyah pada malam hari setelah jama'ah solat maghrib setelah cocogan terlebih dahulu.

Namun, semenjak dua tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2018, pengajian al-Qur'an di Pondok Pesantren Putri Aisyah lebih berpusat di Pondok sendiri dengan alasan Ny. Hj. Jazilah Yusuf yang tidak aktif dalam pengajian Al-Qur'an karena usia sepuh dan kondisi kesehatan yang kurang membaik.

Pengajian al-Qur'an beliau diteruskan oleh para sepupunya. Selain itu, untuk memadukan pengajian al-Qur'an di Pondok Pesantren Putri Aisyah agar dapat bersinergi dengan pendidikan formal. Pengajian Al-Qur'an di Pondok Pesantren Putri Aisyah diajarkan langsung oleh keluarga Pesantren dan seluruh pengajar adalah hafidzah (penghafal Al-Qur'an).

Klasifikasi pengajian tersebut sebagai berikut:

Tahun pertama : Al-Fatihah, Tahiyat dan Juz 'Amma diajarkan oleh Pengurus yang sudah khatam

Tahun kedua : Al-Qur'an juz 1-5 diajarkan oleh santri tahfidz yang sudah khatam

Tahun ketiga : Al-Qur'an juz 6-10 diajarkan oleh Ustdz. Musyarofatul (Keponakan K.H. Muhammad Nawawi)

Tahun keempat : Al-Qur'an Juz 11-15 diajarkan oleh Ustdz. Thoyibah (Santri tahfidz yang menetap di Kempek)

Tahun kelima : Al-Qur'an Juz 16-20 diajarkan oleh Ny. Aufa Najda (putri dari K.H. Muhammad Nawawi dan Ny. Hj. Afwah Mumtazah)

Tahun keenam : Al-Qur'an Juz 21-30 diajarkan langsung oleh Ny. Hj. Afwah Mumtazah

Sarana dan Prasarana (fasilitas) Ponpes Putri Aisyah

Sarana dan prasarana yang tersedia dalam Ponpest Putri Aisyah kempek terbagi dalam 5 unit area bangunan yang telah direnovasi sebelumnya terdiri dari:

a. Wihdah (kamar khusus atau asrama)

  1. Wihdah Assalam (A dan B)
  2. Wihdah Babussalam (A dan B)
  3. Wihdah khoirussalam (A,B dan C)
  4. Wihdah Darussalam (A,B,C,D dan E)
  5. Wihdah Alwasilah
  6. Kantor Pondok dan Kantor Madrasah
  7. Asrama Pengurus
  8. Asrama Khuffadz (Majlis takhfidz)
  9. Gedung Mushola
  10. Ruang koperasi dan kantin pondok
  11. Ruang setrikaan
  12. Ruang Perpustakaan (terbuka untuk umum)
  13. Counter Fotokopi dan Percetakan (terbuka untuk umum)
  14. Counter Penyedia Air Mineral (terbuka untuk umum)

b. Ruang Belajar (Area madrasah untuk KBM)

Kegiatan pelaksanaan KBM di Ponpes Putri Aisyah kempek dengan gedung madrasah terpadu.

  1. Kelas I’dad (SP)
  2. Kelas I (A,B,C dan D)
  3. Kelas II (A,B,C dan D)
  4. Kelas III (A, B dan C)
  5. Kelas IV (A,B dan C)
  6. Kelas V (A dan B)
  7. Kelas VI

c. Mirhadlah (kamar mandi/ WC)

  1. Tempat mandi, cuci, dan kakus (23 unit)
  2. Tempat cuci umum 4 unit terpisah
  3. Area jemuran 3 unit
  4. Taman santai dan fasilitas lainya (5 unit mandiri)
  5. Fasilitas dan sarana pelatihan
  6. Satu unit area dapur umum
  7. Satu unit ketrampilan dan kerajinan tangan
  8. MI Nahdlotul Umam berada di belakang Balai Desa Kempek
  9. RA An-Najah berada di depan Balai Desa Kempek
  10. MTs Nahdlotul Umam berada di area komplek pesantren
  11. MA Nahdlotul Umam berada di area komplek pesantren
  12. SMK Nahdlatul Umam berada di area komplek pesantren

Oleh : Winda Nurul Alfiana
Disunting oleh : M.Lutfi Abdul Aziz

Sumber :
Pondok Pesantren Kempek, El-Dzikr Nibros al-Madani, Tegal:Rizquna, 2010, hlm 14.
Wawancara dengan Ny. Hj. Afwah Mumtazah sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Kempek pada tanggal 21 April 2020.
Wawancara dengan Ust.Hanif Abdillah selaku ketua pondok periode 2019-2010 pada tanggal 16 April 2019.

Related Posts
Kempek Online
Media Informasi Pondok Pesantren Kempek

Related Posts