Terbaca dikala senja
Teringat betapa bahagia
Dihiasi canda tawa
Tak ingat bagaimana duka lara
Tapi senja seolah tak ingin berlama-lama
Meninggalkan kerinduan yang terdalam
Meninggalkan ikhtiar keikhlasan
Untuk ilmu dan pengabdian
Tertulis dalam catatan
Betapa perih kesendirian
Betapa indah kebersamaan
Betapa sejatinya manusia adalah makhluk Tuhan
Sampai kemudian
Senja benar-benar menjelma malam
Tak dapat kulihat apapun selain gelap dan ketakutan
Selain gemetar jerit tak dapat berjalan
Kesendirian
Kemalangan
Jauh dari yang tersayang
Jauh dari temu dan bertatapan
Keadaan memaksa terdiam
Tak berkutik walau sekecap langkah berjalan
Tak lagi tercium aroma kelembutan
Dari sosok perempuan yang tak lelah mendoakan
Kini di tengah pertempuran
Semoga ikhlas terdawamkan
Untuk sebuah kebaikan
Untuk jauh dari yang tak diinginkan
Menyerah tentu bukan pilihan
Maju langkah demi langkah
Walau darah berlumuran
Semoga doa dapat menenangkan
Lelah adalah hal lumrah
Menangis bukan berarti kalah
Untuk kita yang sama-sama menghadapi masalah
Untuk kita yang sedang tak bergairah
Untuk semua yang dalam kondisi tak baik-baik saja
Bukankah mendapatkan mawar adalah hal indah?
Bukankah mengambilnya penuh duri dan tak mudah?
Biarkan patah
Untuk tunas yang tak pantang menyerah
Kita baik-baik saja
Kita bersama dengan yang lainnya
Kita bersama Tuhan
Dalam segala keadaan
lara
Oleh Widia Dwi Putri