KEMPEK - فزوروأ القبور فإنها تذكر الموت
“Maka berziarah kuburlah kalian, karena sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan pada kematian.”
Ziarah kubur merupakan kegiatan religi yang ditujukan untuk mengingat kematian dan hari akhirat nanti pada para peziarah. Di Kempek, ziarah dilakukan setiap seminggu sekali setelah sholat Jum’at di Makbaroh Kempek. Tempat dimana Masyayikh Pondok Pesantren Kempek di makamkan. Sedangkan ziarah kubur yang pelaksanaannya per tahun dilakukan setelah acara Tasyakkur Khotmil Qur'an di makamnya para Wali Sanga.
Berbicara mengenai ziarah, mengingatkan akan obrolan kecilku dengan Abuya saat berziarah ke Sunan Giri di daerah Gresik, Jawa Timur.
Saat itu aku berjalan bersama Buya, Umi, dan Gus Ezza. Kami berjalan begitu cepat, sehingga Santri lain tertinggal jauh di belakang. Di tengah perjalanan yang terik, tiba-tiba KH. Moh Nawawi Umar yang akrab dipanggil Abuya oleh para santri, bercerita singkat.
“Cong!” panggil beliau kepadaku.
“Kita tak bela-belani mene kih, soale Ezza kuh asale sing kene. (Saya rela-relakan mampir ke sini itu, karena Ezza itu berasal dari sini)", tambahnya, kemudian sembari menepuk punggungku dengan pelan.
Aku mulai menerka-nerka apa maksud dari perkataan beliau. Buya ingin mengatakan bahwa ia mempunyai garis keturunan dari Sunan Giri, namun karena tak ingin menyombongkan diri, beliau tidak menyebutkan namanya sendiri, melainkan nama Gus Ezza, Putranya. Inilah salah satu sifat yang kukagumi dari beliau. Yakni selalu mengedepankan sifat tawadhu' yang perlu diteladani oleh para Santrinya.
Kemudian aku bertanya pada Abuya,
“Saking jalur pundi buya? (dari jalur mana buya?)."
Beliau pun menjawab dengan detail jalur silsilahnya seraya mengarahkan tangannya ke arah barat, tepat pada makamnya Sunan Giri.
Namun, semua penjelasan beliau mengenai silsilah tadi tak mampu kufahami. Dari seluruh nama-nama yang beliau sebutkan Aku hanya menangkap dua nama saja yaitu K. Nawawi, suami dari Nyai Maryam dan KH. Abdul Muhyi Pamijahan.
Karena dirasa belum faham dengan penjelasan Buya mengenai silsilah yang begitu singkat, Aku mencari data valid mengenai silsilah keluarga Kempek. Dan akhirnya aku menemukan silsilah yang dimaksud oleh buya.
Berikut ini silsilahnya,
KH. Moh Nawawi Umar ibn KH. Harun / Shaleh ibn KH. Harun binti Nyai Hj Khofsiah yang menikah dengan KH. Abdul Jalil binti Nyai Khadijah binti Nyai Khalifah menikah dengan Pangeran Nurpuja binti K. Nawawi menikah dengan Nyai Maryam (w 1800 M) binti kiai Nur Samad ibn Kiai Faqih Ibrahim ibn KH. Abdul Muhyi Pamijahan (w 1728 M) Kiai Nur Samad yang di makamkan di sisi Masjid Leuwimunding, Majalengka.
Dari garis keturunan dari Ibu.
- Syekh Haji Abdul Muhyi Waliyullah
- Ny. Ra. Ajeng Tangadijah
- Kentol Sambirana
- Syekh Adi Pati Wiracandra
- Syehk Pangeran Laya Atam Sunan Giri Laya
- Syekh Sunan Giri Raden Paku
- Syekh Maulana Ishak
- Syekh Ali Maulana Ali Murtadhu
- Syekh Maulana Ibrahim Zainal Akbar
- Syekh Jamaluddin Al-Husen
- Sultan Abdul Khan Jalaludin
- Sultan Abdul Fatah Raja India
- Sayyidina Syekh Muhammad
- Sayyidina Syekh Ali Al-Gayam
- Sayyidina Syekh Alwy
- Sayyidina Syekh Muhammad
- Sayyidina Syekh Ubaidillah
- Sayyidina Syekh Abdul Abu Najii
- Sayyidina Syekh Isa Al-Basri
- Sayyidina Syekh Kasim Al-Kamil
- Sayyidina Syekh Ja'far Sidik
- Sayyidina Zainal Abidin
- Sayyidina Husain
- Sayyidatina Siti Fatimah
- Baginda Nabi Muhammad SAW
Untuk silsilah Keluarga Besar Pondok Pesantren Kempek Cirebon bisa dilihat pada postingan sebelumnya.
Wallahu'alam.
Narasumber :
Sam'un Ghozi
Alumni Pondok Pesantren Kempek
Penulis :
Siti Nur Annisa
M.Lutfi Abdul Aziz