Q8kJ7IJX2ofCtqiT3cRtmv6yIJqPz134CnCrZZ01

Menu Navigasi

Kempek Online

Media Dakwah Santri NUsantara

Iklan Sidebar

Trending

Hikmah Yang Tersirat Dalam Keseharian Di Pesantren

tradisi makan bersama santri pondok pesantren
ilustrasi

Bagi sebagian mereka yang belum merasakan menjadi santri beranggapan bahwa jadi santri adalah hal yang membosankan, hidup tidak bebas, segalanya harus dilakukan sendiri, dan sebagainya.

Menjadi santri merupakan momentum yang sangat berkesan bagi siapapun yang mengalaminya. Hidup sederhana dengan fasilitas yang terbatas dan seadanya tak menjadi penghalang bagi mereka tuk berlayar di lautan ilmu.

Mulai dari bangun di pagi hari untuk melakukan shalat berjama’ah menjadi salah satu program wajib bagi santri agar membiasakan diri dalam ketaatan.

Dengan belajar taat pada imam saat shalat berjamaah kemudian dilanjutkan kegiatan lain seperti mengaji, belajar, makan, nyuci, muthola'ah dan berbagai kegiatan sampai malam dengan diselingi canda’an antara satu sama lain guna menghilangkan penat sesaat di tengah-tengah waktu istirahat.

Tak lepas pula dari berbagi masalah yang mereka hadapi, dalam setiap harinya entah itu perselisihan antar teman, kekecewaan, atau terkucilkan dari lingkungan sekitar. Semuanya bukanlah tembok besar yang akan menghentikan dan menghalangi langkah mereka demi menuntut ilmu.

Salah satu hal unik yang di jalani santri dengan sebutan akrab berupa "Tirakat". Tirakat merupakan sikap prihatin, hidup sederhana, tidak serakah, dendam, dan selalu bersyukur atas segala sesuatu yang dimiliki nya.

Disamping berjuang tirakat pun perlu dilakukan sebagai sarana untuk membersihkan hati dari segala penyakit hati.

Segalanya mereka lakukan dengan ikhlas dan percaya sambil bermuhasabah diri serta senantiasa percaya akan janji Allah yang telah tercantum dalam kitab suci al-Qur'an dan hadist Rasulullah bahwa kita harus berjuang demi tercapainya suatu impian kita seperti halnya tujuan utama menuntut ilmu di pesantren dan meraih hidup yang mulia.

Allah telah berjanji dalam firman-Nya yang berarti "sesungguhnya setelah kesusahan pasti ada kemudahan".

Allah itu Maha Adil, Maha Kuasa. Allah tidak akan mengingkari janjinya. Tetap berusaha, berdoa, dan berserah diri kepada-Nya. Jikalau pun doa kita belum terkabulkan namun tetaplah senantiasa bertawakal kepada Allah. Yakin bahwa Allah pasti mendengar doa kita. Dan apabila hasilnya tidak sesuai keinginan kita harus tetap yakin bahwa ini pasti yang terbaik.

Allah ciptakan manusia sebagai khalifah di bumi dan tak lupa untuk senantiasa beribadah kepada Allah. Ikutilah para nabi dan para tabi'in sebagai pewaris nabi.

Di pesantren mereka dianjurkan untuk taat kepada para kiai dan nyai sebagai suatu wasilah atau perantara mendapatkan berkah serta ridha dari mereka.

Mereka percaya bahwa apa pun yang mereka tanam maka itu yang akan di tuai.

Jadi, selalu hadirkan Allah dalam hati kita di setiap keadaan dan percaya bahwa semuanya pasti terjadi karena kehendak Allah. Tugas kita hanyalah berjuang, ikhtiar, berdoa, kemudian pasrah dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

"Dimana ada niat disitu ada jalan, dimana ada ikhtiar disitu ada jalan keluar".

Jika Allah bilang "Kun" maka jadilah saat itu juga. Namun kita harus ingat bahwa Allah tidak akan mengubah suatu kaum melainkan kaum itu sendiri yang merubahnya.

Yang dulunya bodoh menjadi pintar, yang dulunya nakal menjadi sopan, yang dulunya biasa saja bisa menjadi sosok yang luar biasa.

Semua ini bukan semata-mata karena Allah tapi juga kemauan kita untuk berjuang dan rasa khusnudzon kepada Allah sehingga kita ikhlas menjalaninya dan mendapatkan berkah.

Oleh : Nur Fitri

Related Posts
Kempek Online
Media Informasi Pondok Pesantren Kempek

Related Posts

Posting Komentar